2012년 7월 16일 월요일


FF WooGyu / 1S / Betrayal
Infinite Couple.....



“Hyung, bisakah kita akhiri semua ini?”






“Akhiri apa?”






“Hubungan kita…”


~0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0~


Betrayal






Author: Cho Eun Hye / LKyuLala






Cast: Nam Woohyun x Kim SUnggyu






Pair: Woogyu


                                                                                     


Another cast: Kim Myungsoo, Lee Sungyeol, Lee Howon (Hoya)






Genre: Romance and lil bit angst






Rating: PG-15






Desclaimer: I own this story, but not own the cast! INFINITE is belongs to Wooliment






Warning: YAOI! Don’t like, don’t read!






~0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o0~


















Sunggyu duduk termenung di salah satu sudut cafe. Cafe di mana Woohyunnya sering mengajaknya. Woohyunnya? Aish, Sunggyu lupa. Woohyun sudah bukan miliknya, sejak beberapa menit yang lalu.






Ia menunduk perlahan. Buliran air mata perlahan pengalir melewati pipinya. Bagaimana tidak? Dia dan Woohyun sudah menjalin hubungan lebih dari 2 tahun. Dan sekarang harus berakhir begitu saja hanya karena Woohyun bosan? Oh, what the… Ini sangat tidak adil bagi Sunggyu.










_Flashback_










Sudah hampir 1 jam Sunggyu duduk menunggu Woohyun untuk menepati janjinya bertemu dengannya. Sebenarnya Sunggyu sudah mulai bosan menunggu seperti ini. Ia bahkan sudah menghabiskan 2 gelas cappucino saat menunggu Woohyun.






Sunggyu merasa ada yang aneh dengan Woohyun sejak beberapa hari yang lalu. Pertama, Woohyun jarang sekali menemuinya. Sunggyu maklum, Woohyun sudah kelas 3 SMA, mungkin ia terlalu sibuk mempersiapkan ujian kelulusannya. Tapi, setidaknya Woohyun bisa menelponnya, bukan? Aih, jangankan menelpon, mengiriminya pesan singkat pun tidak. Makanya, saat tadi Woohyun menelponnya untuk bertemu Sunggyu antusias sekali. Kedua, Woohyun bilang ia tak bisa menjemput Sunggyu. Lagi-lagi Sunggyu maklum, mungkin Woohyun benar-benar sibuk, atau mungkin saja kelelahan sehingga tak bisa menjemputnya. Dan ketiga, Woohyun datang terlambat hampir 1 jam. Bukan Woohyun-ish sekali. Woohyun adalah tipe orang yang disiplin. Dan lagi-lagi Sunggyu memaklumi, mungkin saja Woohyun memiliki pekerjaan atau acara yang mengharuskan ia datang terlambat.






“Lama menunggu?” sebuah suara menginterupsi, membuyarkan segala lamunan Sunggyu.






“Tidak juga, baru beberapa menit..” jawab Sunggyu seraya tersenyum manis. Tapi kemudian raut kecewa menghiasi wajahnya. Woohyun langsung duduk di kursinya, tanpa memberikan Sunggyu ciuman di pipi, seperti biasa.






‘Mungkin dia buru-buru…’ pikir Sunggyu






“Kau tak memesan dulu?” tanya Sunggyu kemudian






“Tak usah, kurasa aku hanya sebentar di sini. Aku juga ada janji lain, hyung…”






‘Sudah kuduga, dia terburu-buru’ batin Sunggyu lagi






“Oh, jadi, kenapa kau mengajakku bertemu di sini?”






“Ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu…”






Air muka Sunggyu berubah serius. Sepertinya ini hal yang buruk. Well, hatinya berkata demikian.






“Hyung, bisakah kita akhiri semua ini?”






“Akhiri apa?”






“Hubungan kita…”






2 kata terakhir yang terucap dari mulut Woohyun telak menohok keras dada Sunggyu, “A-apa maksudnya?” Sunggyu berusaha agar ucapannya terdengar biasa






“Aku bosan hyung, menjalani hubungan seperti ini denganmu. Bisakah kita akhiri hubungan kita?”






Sunggyu terdiam. Ia tak sanggup menjawab pertanyaan Woohyun. Ini terlalu berat. 2 tahun lebih mereka menjalani hubungan ini. Dan harus berakhir seperti ini? Oh astaga, ini diluar pikiran Sunggu.






“Pergilah, kalau ini memang yang terbaik..” ucap Sunggyu kemudian. Tak dapat ia pungkiri, hatinya sangat sakit ketika mengucapkan kata-kata finalnya.






“Kau yakin?”






Sunggyu mengembangkan senyumnya, “Tentu saja. Aku tak akan menyesali keputusanku. Ini yang terbaik untuk kita kan?”






“Hn.. Kalau begitu, aku permisi dulu..” pamit Woohyun seraya beranjak pergi meninggalkan Sunggyu, tapi baru 2 jangkah dia berjalan, kembali ia berbalik badan, “By the way, selamat ulang tahun.. Selamat tinggal..”










_Flashback End_










Dan beginilah akhir hubungan mereka. Sunggyu pikir, di hari ulang tahunnya yang ke 20 tahun ini, akan menjadi hari yang menyenangkan. Ia akan menghabiskan seluruh harinya saat itu dengan Woohyun. Tapi ternyata ia salah besar. Justru kebersamaannya dengan Woohyun harus terhenti di hari spesialnya.






“Selamat ulang tahun, Kim Sunggyu, wish u all the best…” bisiknya sendiri seraya memejamkan mata, menahan rasa sakit yang menghantam.










~..o0^*^0o..~










“Happy birthday Sunggyu hyung!!” pekik Sungyeol seraya memeluk erat tubuh tetangga apartmentnya itu.






Sunggyu tersenyum, “Terimakasih banyak, Sungyeol-ah..”






“Hey hyung, tidak bersama Woohyun hyung? kupikir kau akan mengosongkan apartmentmu ini seharian penuh…”






“Tidak. Hubungan kami sudah berakhir, Sungyeol-ah. Baru saja..” Sunggyu mengucapkan kalimatnya seperti tanpa beban. Sungyeol mengeryit, ini aneh sekali.






“Benarkah? Kau tak bohong?”






“Buat apa aku bohong padamu? Kita sudah benar-benar berakhir. Lagipula, aku sendiri sudah mulai bosan dengannya… Hahaha!” Sunggyu berusaha tertawa. Entah bagaimana dirinya sekarang ini terlihat di mata Sungyeol.










~..o0^*^0o..~










Sunggyu masih berusaha memejamkan matanya. Sudah pukul 2 pagi, tapi matanya masih enggan terpejam. Apalagi besok ada jam pagi. Sunggu menolehkan sebentar kepalanya, lalu detik kemudian, ia raih handphone yang tergolek di samping bantalnya.






Ucapan selamat ulang tahun datang bertubi-tubi sejak kemarin malam. Biasanya, Woohyun akan masih mengiriminya pesan selamat ulang tahun walaupun Woohyun sudah mengucapkannya baik secara langsung maupun via telepon. Tapi ini tidak. Semuanya terasa begitu berbeda.






Biasanya Sunggyu akan menelpon Woohyun saat ia tak bisa tidur seperti ini. ‘Biasanya’. Biasanya Woohyun akan menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untuknya jika ia terjebak dalam insomnia seperti ini. Dan lagi-lagi itu ‘biasanya’. Sekarang ini Sunggyu harus berusaha melupakan semua kebiasaan-kebiasaannya dengan Woohyun. Harus! Woohyun sekarang punya kehidupan sendiri. Ia pun juga akan punya kehidupan sendiri. Life must go on. Hidup Sunggyu tak akan berhenti di sini walau ia memikul beban hati seberat ini. Yah, Sunggyu harus bertahan.










~..o0^*^0o..~










“Er, Sungyeol, bisa kutinggal kau sebentar? Kurasa ada barang yang harus kubeli lagi…” ujar Sunggyu saat ia dan Sungyeol selesai berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan Seoul.






“Ne, hyung… Jangan lama-lama ya? Aku tunggu di mobil..”






“Eum!” Sunggyu membalasnya dengan anggukan. Sejurus kemudian, ia berbalik kembali memasuki pusat perbelanjaan. Namun,






BRAK






“Ouh!” leguh Sunggyu pelan menahan sakit.






“Ah, mianhae…”






Sunggyu terperanjat ketika ia menatap siapa gerangan orang yang menabraknya.






“Woohyun..” desisnya pelan.






“Sunggyu hyung??” gumam Woohyun, orang yang menabrak Sunggyu.






“Err, maafkan aku, Woohyun-ssi…” Sunggyu membungkuk dalam sebagai ucapan permintaan maafnya.






“Gwaenchana, hyung… Apa kabar?” tanya Woohyun ramah, seolah tak ada yang terjadi di antara mereka.






“Aku baik-baik saja…”






“Jagiya, aku barusan mencarimu ke mana-mana- Eh?” seseorang menginterupsi






“Hoya, perkenalkan, dia sunbaeku yang sudah lulus…” lelaki yang dipanggil Hoya tersenyum ramah pada seseorang yang Woohyun perkenalkan sebagai sunbaenya, “Hoya, senang bertemu dengamu…”






“Sunggyu…” jawab Sunggyu lirih






“Er, Sunggyu hyung, Hoya ini kekasihku..”






“Senang bertemu denganmu, Hoya-ssi…” Ujar Sunggyu seraya tersenyum kecut, “Eh, aku buru- buru. Sampai bertemu lagi!” Sunggyu menunduk hormat, sebelum ia mengilang di tengah kerumunan orang.










~..o0^*^0o..~










“Sudah makan, hyung?” Sungyeol melongokkan kepalanya ke kamar Sunggyu yang tak dikunci, “Eh?” Sungyeol terheran-heran, ketika didapatinya Sunggyu tengah meringkuk di kasurnya. Bahkan ini belum genap jam 7 malam, tumben sekali.






Dengan perlahan, Sungyeol menghampiri tubuh Sunggyu, dan mengguncang-guncangkan tubuh ‘hyung’nya itu, “Hyung? kau belum makan. Kita makan dulu. Myungsoo juga…”






Sunggyu membalikkan tubuhnya, menatap seseorang yang sudah ia anggap seperti adik kandungnya. Ia menatap Sungyeol lirih. Sedang Sungyeol, jangan tanya bagaimana terkejutnya ia mendapati hyungnya dalam keadaan yang cukup mengenaskan seperti itu. Wajah pucat, berkeringat dingin, dengan mata memerah.






Tangan Sungyeol terulur untuk menyentuh dahi hyungnya itu. Panas. Sepertinya Sunggyu terserang demam. Dengan paniknya, ia berteriak memanggil kekasihnya, Myungsoo, untuk menelponkan dokter.






“Jangan…” ucap Sunggyu lirih.






“Tidak, hyung. kau harus tetap diobati…”






Tapi Sunggyu sudah terlanjur menatap Sungyeol memelas. Oh, baiklah, Sungyeol baru ingat kalau Sunggyu takut jarum suntik. Ck! Merepotkan!






Myungsoo menyembul dari balik pintu kamar Sunggyu, “Aigo, kenapa Sunggyu hyung?”






“Demam!”






“Astaga, kupanggilkan dokter ya?”






“Tak perlu, tapi, bisakah kau membelikannya obat di apotik?”






“Ne!”










~..o0^*^0o..~










“Aigo hyung.. Kenapa panasmu tak kunjung turun?” gumam Sungyeol khawatir. Apalagi sedari tadi Sunggyu mengigaukan ibunya. Tak Cuma ibunya, bahkan… Woohyun. Yah, Woohyun, mantan kekasihnya. Ini makin membuat Sungyeol khawatir.






“Woohyun…”






Lagi-lagi Sunggyu mengigaukan nama Woohyun. Entah ini sudah keberapa kalinya Sunggyu mengigaukan nama Woohyun.






“Bagaimana keadaannya, Yeol?” tanya Myungsoo yang ikut khawatir.






“Panasnya tak juga turun. Padahal tadi sudah minum obat. Ck! Bagaimana ini?” leguh Sungyeol panik.






“Woohyun…”






“Ck! Lihat, dia mengigaukan nama pemuda brengsek itu. Cih!” cibir Sungyeol, “Hey, mau kemana kau?” tanyanya begitu melihat Myungsoo beranjak meraih jaketnya.






“Menemui namja brengsek itu. Dia harus diberi pelajaran”










~..o0^*^0o..~










Myungsoo hapal betul kemana perginya Woohyun di jam seperti ini. Club. Bagaimanapun juga, Woohyun ini teman baiknya sedari SMP, sampai SMA seperti ini. Ia terbilang sangat dekat dengan Woohyun.






BRAKK!!






Myungsoo meninju keras rahang Woohyun begitu ia sudah menemukan pemuda yang ia cari-cari sedari tadi. Hingar-bingar diskotik tak membuat orang-orang disekelilingnya tak mengetahui apa yang terjadi di antara keduanya.






“Namja brengsek!!” pekik Myungsoo penuh emosi.






Woohyun mengeryit heran seraya mengusap darah yang kelur dari sudut bibirnya, “Hey, kau ini kenapa, heh?”






“Ck! Aku heran, bisa memiliki teman sebrengsek kau!”






“Hey, tenang dulu, sobat, kita bicarakan baik-baik…” ujar Woohyun seraya berusaha merengkuh bahu Myungsoo. ia betul-betul tahu bagaimana tabiat temannya yang sangat tempramental ini.






“Cih!” Myungsoo menepis keras rengkuhan Woohyun. Sebagai gantinya, ia menuding tepat di wajah Woohyun, “Gara-gara kau, Sunggyu hyung jadi seperti ini! Ini semua gara-gara kau, brengsek!!”






Woohyun terkesiap, air mukanya berubah drastis. Jika sudah menyangkut Sunggyu, Woohyun tidak bisa untuk tidak khawatir seperti ini. Bagaimanapun juga, sebenarnya Woohyun masih sangat mencintai Sunggyu. Waktu itu, ia hanya terbawa suasana. Bahkan ia dan Hoya sudah mengakhiri hubungan keduanya. Woohyun juga sempat berfikiran untuk kembali pada Sunggyu. Tapi sepertinya tak mungkin mengingat betapa banyak Woohyun menyakiti Sunggyu.






Kedua sendi lutut Woohyun sepertinya tak berfungsi dengan benar untuk saat ini. Kakinya merosot sempurna, tersimpuh di lantai.






Mungkin iba, melihat sobatnya seperti itu, Myungsoo menghampiri Woohyun, “Kurasa, kau masih bisa memperbaiki semua ini. Mumpung masih belum terlambat..” nada bicara Mungsoo mulai melunak.










~..o0^*^0o..~










Oh, kekasih Sungyeol memang penuh kejutan. Setidaknya itu bagi Sungyeol. Bagaimana tidak? Tiba-tiba Myungsoo pulang seraya Woohyun berada di belakangnya. Uh, kekasihnya ini memang sangat ajaib.






“Biar aku menggantikanmu. Kau istirahat saja…” ujar Woohyun






“Tapi..”






“Sudahlah, biar aku yang menjaganya…” Woohyun masih bersikukuh untuk menjaga Sunggyu dari sakitnya.






“Kalau butuh apa-apa, beritahu aku, ya? Aku ada di luar..”






“Bukannya lebih baik kita pulang saja?” ajak Myungsoo seraya menaik-turunkan alisnya. Oh, firasat Sungyeol sungguh buruk terhadap Myungsoo kali ini.






“Ish! Dasar mesum!” ujar Sungyeol seraya memukul pelan kepala Myungsoo






“Ugh! Sadis sekali…” ujar Myungsoo menanggapi.






“Kalian ini, kalau ingin bertengkar, ya diluar sana. Jangan mengganggu ketenangan pasien!” tegur Woohyun seraya tersenyum jahil.






“Hehehe… Baiklah, ayo kita lakukan jagi!” seru Myungsoo seraya menarik paksa Sungyeol keluar.






“Mwo??! Andwae!!”










~..o0^*^0o..~










Malam sudah terbenam, pagipun menyapa. Sunggyu menggeliat pelan, merasakan pegal di punggungnya. Oh, sungguh, ia tak ingat apa saja yang terjadi semalam. Yang ia ingat hanyalah Sungyeol memaksanya untuk diperiksa oleh dokter. Itupun hanya sekelebat. Ia tak ingat sepenuhnya.






Tak lama kemudian, ia tercengang dengan sosok yang terbaring memeluk pinggangnya. Oh ayolah, siapa lagi kalau bukan Woohyun. Dada Sunggyu berdenyut nyeri mengingat yang ada di sampingnya, laki-laki yang ia cintai, sekarang bukan miliknya. Woohyun sudah menjadi milik orang lain. Orang yang ia panggil ‘Hoya-ssi’ kemarin.






“Engh…” Woohyun menggeliat pelan sebelum akhirnya ia terbangun dari tidurnya, “Selamat pagi, jagi…” Oh ayolah, sepertinya Woohyun tidur tak lebih dari satu jam karena semalam menunggui Sunggyu yang terus menggigil.






“Ja-jagi?” gumam Sunggyu pelan






“H’m! Jagi, Sunggyu jagi. Memangnya kenapa? Ada yang salah?”






“Jangan bercanda, Woohyun! Kalau Hoya-ssi tahu, kau bisa habis!”






“Aku dan Hoya sudah tak ada apa-apa lagi, hyung. kita sudah berpisah…”






“Se-sejak kapan?” tanya Sunggyu tercengang. Jujur saja, sekelebat rasa senang bergentayangan di otaknya.






“Sejak kemarin. Saat kita bertemu. Hyung, aku begitu mencintaimu, saranghae…” ujar Woohyun seraya memegangi tangan Sunggyu.






Sunggyu terhenyak. Oh, apakah Woohyun habis membentur sesuatu?






“Ta-tapi…”






“Aku baru sadar, kemarin itu, aku terbawa suasana. Aku hanya menyukai Hoya. Sekedar suka. Tapi padamu, aku mencintaimu. Tak ada yang bisa kucintai selain dirimu…” tutur Woohyun, menyela perkataan Sunggyu






“Ka-kau..”






Lagi-lagi Woohyun menyela ucapan Sunggyu, “Kembalilah padaku, hyung… kita mulai dari awal. Aku tak bisa hidup tanpamu, hyung.. Kumohon..” pinta Hoya memelas, “Saranghae, hyung. Jeongmal saranghae!”






Sunggyu menunduk, menyembunyikan rona merah muda di pipinya, “Na-nado saranghae, Woohyunnie…” Sungguh, Sunggyu tak bisa menahan senyumnya kala itu.






“Kita mulai dari awal, ya?”






“Uhm, ne! Kita mulai dari awal.”






“Ya, dari awal, di mana ada Nam Woohyun yang mencintai Nam Sunggyu! Lalu, hidup berbahagia selamanya!”






“Nam Sunggyu?”






“Ya!”






“Err, kau melamarku?”






“Tentu saja. Nam Woohyun akan menikahi Kim Sunggyu suatu hari nanti. Lalu, Kim Sunggyu berubah marga menjadi ‘Nam’, dan Nam Sunggyu, akan melahirkan anak-anak yang lucu, cerdas, dan menggemaskan. Dan itu akan menjadi sebuah keluarga kecil yang berbahagia. Bagaimana? Kau suka?”






“Hm, jangan Cuma berbicara, aku butuh bukti, Woohyun…” tukas Sunggyu






“Kau mau bukti?” tanya Woohyun dengan nada jahil, “Baiklah, bagaimana kalau kita membuat anak sekarang?!”






“Mwo??!! Andwae!!”


The End..

댓글 없음:

댓글 쓰기